Situs Judi Online - Pemain timnas Perancis, Paul Pogba dan Ousmane Dembele, menjadi sasaran tindakan bernada rasial dari suporter Rusia.
Hal itu terjadi pada laga persahabatan antara Rusia melawan Perancis yang berakhir dengan kemenangan 3-1 untuk timnas Perancis.
Tindakan rasial suporter Rusia kepada dua pemain Perancis ini pertama kali dilaporkan oleh fotografer AFP (Agence France-Presse), agensi berita internasional yang bermarkas di Perancis.
Fotografer tersebut mengungkapkan bahwa suporter Rusia meneriakkan kata-kata bernada rasial ketika pemain sedang mengambil tendangan pojok.
FARE (Football Against Racism in Europa), organisasi yang melawan tindakan rasial terhadap sepak bola Eropa, mengungkapkan bahwa Liga Rusia memiliki hampir 90 kasus rasialisme.
Piara Powar, Ketua FARE, merasa aksi itu merusak kepercayaan pendukung Perancis tentang keselamatan suporter dan pemain pada Piala Dunia 2018.
"Menurut kami, isu utamanya adalah pertandingan ini diadakan di stadion yang akan menjadi penyelenggara pertandingan besar pada Piala Dunia 2018, semifinal, dan beberapa pertandingan grup," kata Piara Powar kepada BBC Sports.
"Hal ini sangat memperihatinkan, tinggal dua bulan lagi sebelum turnamen itu dilaksanakan, tidak ada respons dari pihak pengelola stadion pada masalah besar ini," ujarnya.
Ketua Anti Diskriminasi Sepak Bola Rusia, Alexei Smertin, bersikeras bahwa kaum minoritas akan merasa aman dan nyaman dan menepis ketakukan mengenai hal itu.
"Saya pikir kami memiliki skala rasialisme yang harus dilawan," ucap pelatih timnas Rusia, Stanislav Cherchesov, kepada BBC Sports.
Presiden FIFA, Gianni Infantino, mengatakan bahwa ofisial pertandingan bisa menghentikan pertandingan Piala Dunia jika ada kasus rasialisme.
Namun, Powar merasa khawatir dengan wasit asal Lituania, Gedminas Mazeika, tidak melakukan hal itu ketika pertandingan persahabatan, Selasa (27/3/2018).
"Wasit seharusnya mengikuti aturan dari FIFA, tetapi ia tidak melakukan hal tersebut. Walaupun ini bukan hal yang harus dilakukan olehnya, tetapi dia memiliki kekuatan untuk melakukannya," ujarnya.
"Itu adalah kesalahan protokol dan aksi yang harus dilakukan pada suatu pertandingan," kata Powar.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.