Situs Judi Online - Mo Salah, ini adalah cerita dongeng yang paling tidak disukai. Ketika dia meninggalkan Roma di musim panas, dia mungkin bermimpi bahwa klub barunya bisa mencapai empat besar Piala Eropa. Ide dari mantan timnya bergabung dengan mereka, sih? Itu mungkin jembatan yang terlalu jauh.
Dalam arti berdarah dingin, ini mewakili ‘termudah’ untuk Liverpool. Namun mengesankan comeback Italia melawan Barcelona, Roma bukan Real Madrid dan mereka bukan Bayern Munich. Mereka berjuang hanya untuk lolos ke kompetisi musim depan, keempat di Serie A dan lebih dari 20 poin dari pemimpin Juventus.
Tim Eusebio Di Francesco mengejutkan benua dengan perjuangan luar biasa mereka yang tak terduga melawan Lionel Messi dan rekan pada hari Selasa, tetapi Liverpool akan menyukai peluang mereka atas dua kaki. Tidak ada Cristiano Ronaldo atau Robert Lewandowski atau Luka Modric atau Thiago Alcantara di jajaran Giallarossi.
Tentu saja Roma telah memainkan peran besar dalam sejarah Eropa Reds yang kaya. Di sanalah orang-orang Bob Paisley mengamankan klub pertama dari lima Piala Eropa pada tahun 1977, dan hanya tujuh tahun kemudian tim Joe Fagan akan mengambil keempat mereka.
Lawan di Stadion Olimpico malam itu, yang patut dikenang, adalah Roma sendiri. Saat itu malam - kaki Bruce Grobbelaar yang goyah menghancurkan hati tuan rumah melalui adu penalti - meskipun para penggemar yang melakukan perjalanan itu akan memiliki perasaan campur aduk tentang gagasan kunjungan lain.
Baru-baru ini, kemenangan yang diilhami Michael Owen membantu Liverpool dalam perjalanan mereka menuju kemenangan Piala UEFA pada tahun 2001. Kunjungan terakhir Liverpool terjadi pada tahun yang sama, hasil imbang tanpa gol di babak penyisihan grup Liga Champions. Perlengkapan kembalinya di Anfield melihat kembalinya Gerard Houllier ke ruang istirahat setelah operasi jantung yang menyelamatkan jiwa. Kemenangan 2-0 berikutnya terjadi di tengah salah satu atmosfer besar di stadion Eropa.
Hal yang sama dijamin saat ini. Anfield akan rock, pasti, sementara Kop bepergian akan menuju ke Italia dalam jumlah besar - meskipun dengan udara daripada kereta api kali ini, tentu saja?
Di atas lapangan, Liverpool akan masuk sebagai favorit meski Roma membantai Barcelona. Tentu saja orang Italia tidak bisa diremehkan. Di Roma - di mana leg kedua akan digelar - pasukan Di Francesco belum kebobolan di Liga Champions musim ini. Mereka telah mengalahkan Barca dan Chelsea 3-0 di Olimpico, dan membuat Atletico Madrid Madrid menemui jalan buntu.
Sebagian besar fokus akan jatuh pada Salah, yang musim ini telah menggandakan gol terbaiknya di Italia. Dia mencetak 34 gol dalam 81 pertandingan untuk Roma, dan hanya memiliki hal-hal yang baik untuk dikatakan tentang waktunya di sana. Banyak kemajuan luar biasa yang kita saksikan di Anfield dapat ditelusuri kembali ke karya Luciano Spalletti, sekarang di Inter, dan tim kepelatihannya.
Ini adalah penghargaan bagi Roma bahwa mereka telah maju ke tahap ini setelah melambaikan tangan pada bakat yang sangat produktif. Liverpool, setelah menjual Philippe Coutinho pada bulan Januari, bisa berhubungan dengan itu. Orang-orang Italia pantas dihormati - orang-orang seperti Edin Dzeko dan Daniele De Rossi adalah pemain yang terbukti, sementara penjaga gawang Alisson Becker dianggap oleh banyak orang sebagai talenta kelas dunia - dan satu yang cukup mengesankan untuk menarik perhatian tim kepanduan Liverpool.
Jelas, mereka adalah pihak yang berbakat, tetapi dalam hal perkembangan, ini merupakan peluang terbaik The Reds. Kota Abadi mengundang, dan kesempatan untuk menulis bab lain dalam sejarah panjang dan mulia The Reds.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.